Selasa, 26 Mei 2015

[EARTH DAY] Jika tidak bisa menjadi PECINTA yang baik, janganlah menjadi PERUSAK yang handal. (Bersih Gunung dan Pembagian Trashbag Gn. Merbabu via Wekas) #GunungBukanTempatSampah

Sampah POS 2 (Camping Ground) Merbabu via Wekas
#Latepost (karena Blog ini baru saya buat :p)


Ketika mendapatkan kiriman gambar dari seorang teman di Instagram seperti ini, saya langsung berpikiran "katanya cinta sama alam, tapi kok bisa gitu sampah numpuk di mana-mana? AhSudahlah skip jangan dipikirin langsung aja caw besok ke lokasi" dalam hati saya.

Saya tanya dulu, pasti sobat Vertikal berkeinginan naik Gunung untuk melihat suasana nyaman, bersih, udara segar, ketenangan, dll bukan?


Apa yang sobat rasakan apabila pada saat menelusuri Trek pendakian melihat sampah yang bertumpuk di Gunung? sudah pasti kita akan merasa tidak nyaman saat di Gunung tersebut, sebab dari awal ekspektasi suasana bersih, nyaman cuma kita dapatkan di alam bukan?

tetapi kalau sudah begini? Apa sobat tidak merasa tergugah untuk membawa turun sampah-sampah tersebut?

Kami bukan manusia suci yang tidak pernah melakukan hal-hal buruk di gunung, kamipun pernah khilaf, tetapi selalu ada perubahan dalam hidup kita. Membawa kantong sampah memang sangat merepotkan sobat, namun jika bukan kita para PENDAKI yang menjaga kebersihan di gunung siapa lagi?

Karena kami merasa tergugah saya dan teman-teman saya (@Palarejo) dan sebagian ada yang belum saya kenal tetapi akhirnya akrab (anak @CamcerID komen2an di Instagram) yang merasa tergugah hatinya melihat sampah bertumpuk, akhirnya kami semua berangkat menuju TKP (Gunung Merbabu via Wekas) *ceileh bahasanya tergugah :p

Kronologinya seperti ini:
Jam 1 siang hari Jum'at bergegas saya setelah pulang Jum'atan prepare lalu langsung ke kontrakan teman saya si Dika karena sumber foto itu saya dapatkan dari dia, dan dia juga yang mulai mengajak saya untuk melihat tkp, ternyata dia sudah mengajak teman saya satu lagi, yaitu si Pandu.
Yah.. biasa teman saya camping ceria anak dua ini. *skip

Setelah prepare kami langsung ke kontrakan Bang Panji (anak CamcerID) kami di sana prepare bareng-bareng, kira-kira setelah prepare selesai jam setengah 5 kami berangkat dari Jogja. Di sana kami dapat tambahan 6 orang (termasuk bang Panji) yaitu Mbak Ajeng, Bang Panji, Dayat, Deny, Bang Amek, dan Omek.  

Narsis dulu sebelum berangkat haha (korban anak jaman sekarang)


Narsis dulu lah :D


Setelah melewati perjalanan tanpa istirahat dengan jalan terjal berbatu menuju basecamp *gayane haha
Akhirnya sampailah kami di basecamp wekas yang terkenal dengan nasi sayur tahunya yang maknyus sayang saya tidak sempat foto karena batre hp lowbatt haha *virus path biasalah
Kami tiba di basecamp kira-kira jam setengah 9.
Disana kami makan setelah itu sholat di jamak Isya' sama Maghrib yang kelewat karena kami masih di jalan. Setelah itu kami prepare lalu strectching tidak lupa langsung berdoa dan cuss berangkat.

Dijalan warga kami sudah disuguhi trek menanjak motor perlu pake gigi setengah mungkin biar bisa sampe naik ke atas *lebay
nafas mulai ngos-ngosan karena sambil ngerokok haha, walaupun yang pertama minta berenti mbak Ajeng sih karena mungkin udah lama ndak naik jadi kaget dikit perlu 'pemanasan mesin' *eh dengkul.

Setelah melewati rumah-rumah warga kami melewati makam dan terus jalan dengan pelan karena memang trek tidak ada bonus sama sekali, jalur wekas memang terkenal ekstrem dengan tanjakan yang tiada henti tetapi dengan begitu kalau ingin ke puncak Gn. Merbabu bisa lebih cepat dari pada jalur lainnya, tapi tujuan kami dari awal bukan puncak sih, cuma sampe pos 2 (camping ground) aja.

Jarak antara basecamp dan pos 1 lumayan jauh untungnya ada Deny yang bawa speaker portable untuk menghilangkan sunyi, sepi dan senyap, jadi ya kami menikmati saja musiknya Deny dari speaker portable yang dia bawa, kadang lagunya enak kadang lagunya bikin ngantuk hahaha, belum sampai pos 1 ternyata speaker portablenya kehabisan batrai suaranya jadi ngelantur dan bikin ngakak anak-anak. Akhirnya kami istirahat sejenak sambil membetulkan speakernya Deny ternyata memang batrenya yang habis dan dia tidak membawa cadangan batre, jadi terpaksa sudah kami bersunyi-sunyi ria, hanya oceh-ocehan ngelantur sambil berjalan saja yang bisa jadi hiburan, lumayan lah.

Setelah sampai di pos 1 kami bertemu banyak sekali pendaki, sepertinya anak-anak SMA karena ada pemandunya, mereka istirahat cukup lama katanya di sana. Kami cuma istirahat minum, sambil rokok sebatang lalu langsung cuss, karena kalau sudah beristirahat cukup lama membuat malas untuk melanjutkan perjalanan, sepengalaman saya sih begitu *gaya kalilah abang ni :p

Lanjut saja, kami menulusuri tanjakan yang banyak kami temui pipa air warga jadi sebenarnya kalau kita naik Gn. Merbabu melewati jalur Wekas ini, kita tidak akan kesulitan air, karena Mata Air banyak di jalur ini, eitss tapi jangan coba-coba mecah pipa warga ya? mata air yang saya bilang, walapun di dalam pipa itu pasti ada air tetapi akibat yang dirasakan warga jadi tidak dapat pasokan air dari atas, kejadian seperti ini pernah terjadi, jadi entah siapa orang yang tidak bertanggung jawab memecahkan pipa di jalur wekas ini, entah karena tidak sengaja atau karena kehabisan air saya tidak tahu pasti. *skip wae

Akhirnya kira-kira jam setengah 1 dini hari kami sampai di pos 2 (camping ground) a.k.a TKP. Karena situasi yang dingin dan badan sudah capek karena malamnya saya begadang tidak tidur, berangkat juga dadakan jadi kami semua memutuskan langsung menegakkan tenda lalu masak air untuk minum kopi sambil nge-teh pokoknya malam itu istirahat full dulu lalu langsung tidur.

Paginya setelah bangun kami langsung melihat tkp, eng-ing-eng ternyata sampah sudah dibakar warga guys.
TKP Sampah bertebaran


Padahal sudah ada himbauan "Bawa Turun Sampahmu" tetapi malah di corat-coret dan tak di hiraukan
macem pos bayangan :(



Tetapi tetap saja sampah di jalur dan di dekat tenda yang dibangun para pendaki tidak bertanggung jawab sampahnya di mana-mana. Dalam hati berkata "Ya, Alhamdulillah kalo sampahnya udah kurang, jadi tinggal bawa sampah yang ada di deket-deket pendaki yang diriin tenda sambil bagiin trashbag yg udah kami siapin dari awal buat bawa sampah." 
Ntah ada berapa puluh trashbag yang kami bawa, akhirnya karena sampah tidak terlalu banyak kami bagikan ke para pendaki di sana trashbag tersebut, sambil mengambil sampah yang ada didekat mereka maksudnya sih untuk menyindir mereka (kalau sadar) haha :p

Walaupun sedikit mudah-mudahan yang lain jadi sadar

Akhirnya setiap orang dari kami mendapatkan penuh 1 trashbag yg berisi sampah, "lumayan juga" dalam hatiku. Kalau sempat belum dibakar warga sampah-sampah tersebut apa jadinya kami bawa berapa trashbag? ._.

Intinya kami bersyukur sajalah, setelah bersih-bersih kami masak-masak camping ceria lalu makan bareng di bawah pohon yang sejuk, tetapi setelah makan ternyata turun kabut tebal lalu tidak lama dari itu rintik hujan mulai turun dan semakin deras, kami langsung melipir menyelamatkan diri ke doom masing-masing agar tidak basah. 

Setelah hujan agak reda kami mulai hunting spot foto yang bagus di mana (lagi-lagi korban anak jaman sekarang) :(

*SKIP END*
"Pendaki Gunung, sahabat alam sejati.
Jaketmu penuh lambang, lambang kegagahan memploklamirkan dirimu *pecinta alam*
Ketika aku daki dari gunung ke gunung
22 April 2015 / EarthDay (Hari Bumi Internasional)
Sebagian foto-foto asal jepret, foto ngambilin sampah ga ada karena semua pada ngambilin sampah,


sementara maknanya belum kau miliki
Di sana kutemui kejanggalan makna
Banyak pepohonan merintih kepedihan
Dikuliti pisaumu yang tak pernah diam
Batu-batu cadas merintih kesakitan ditikam belatimu yang bermata ayal
hanya untuk mengumumkan pada khalayak bahwa di sana ada kibar benderamu
Oh alam, korban keangkuhan
Maafkan mereka yang tak mengerti arti kehidupan."



jadi gak ada yang mau ngambil foto. Yang ada cuma foto narsis bawa trashbag sudah berisi sebelum turun sore harinya:







































0 komentar:

Posting Komentar